Sabtu, 14 Desember 2013

Jomblo VS Single

Perbedaan JOMBLO dan SINGLE ?

Orang yang jomblo, sudah tentu single,
namun orang yang single belum tentu JOMBLO

SINGLE adalah sebutan bagi mereka yang “MEMILIH” untuk sendiri dahulu tanpa memikirkan dunia romansanya dengan alasan kesibukan, pikiran atau pekerjaan, yang mana dunia romansa hanya akan mengganggu konsentrasinya.

Sedangkan orang JOMBLO adalah sebutan bagi mereka yang memang sedang mencari pasangan atau sedang bermain di dunia romansa “NAMUN” belum menemukan pasangan yang dia cari.

Dibalik Ketegaran sang Ayah

Mungkin selama ini kita selalu membantah dan melawan orang tua, taukah perasaan mereka itu seperti apa ?
Kiranya seperti inilah perasaan dan kata-kata yg ingin diungkapkan seorang Ayah ketika kita selalu membangkang akan perintahnya.




Anakku…
Ketika aku semakin tua,,
Aku berharap kamu memahami dan memiliki kesabaran untukku

suatu ketika aku memecahkan piring,

atau menumpahkan sup diatas meja, karena penglihatanku berkurang
aku harap kamu tidak memarahiku
orang tua itu sensitif,,,
selalu merasa bersalah saat kamu berteriak

Ketika pendengaranku semakin memburuk,
dan aku tidak bisa mendengar apa ayang kamu katakan,
aku harap kamu tidak memanggilku "Tuli!"
mohon ulangi apa yang kamu katakan atau menuliskannya
Maaf, anakku... aku semakin tua

Ketika lututku mulai lemah,
aku harap kamu memiliki kesabaran untuk membantuku bangun
seperti bagaimana aku selalu membantu kamu saat kamu masih kecil, untuk belajar berjalan
aku mohon, jangan bosan denganku

Ketika aku terus mengulangi apa yang ku katakan,
seperti kaset rusak
aku harap kamu terus mendengarkan aku
tolong jangan mengejekku, atau bosan mendengarkanku
apakah kamu ingat ketika kamu masih kecil
dan kamu ingin sebuah balon?
kamu mengulangi apa yang kamu mau berulang-ulang
sampai kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan.

Maafkan juga bauku...
tercium seperti orang yang sudah tua
aku mohon jangan memaksaku untuk mandi
tubuhku lemah.....
Orang tua mudah sakit karena mereka rentan terhadap dingin
aku harap aku tidak terlihat kotor bagimu...
apakah kamu ingat ketika kamu masih kecil?
aku selalu mengejar-ngejar kamu... karena kamu tidak ingin mandi
Aku harap kamu bisa bersabar denganku,
ketika aku selalu rewel
ini semua bagian dari menjadi tua,,
kamu akan mengerti ketika kamu tua

Dan jika kamu memiliki waktu luang,
aku harap kita bisa berbicara
bahkan untuk beberapa menit
aku selalu sendiri sepanjang waktu
dan tidak memiliki seorang pun untuk diajak bicara
aku tahu kamu sibuk dengan pekerjaan
Bahkan jika kamu tidak tertarik dengan ceritaku
aku mohon berikan aku waktu untuk bersamamu
apakah kamu ingat ketika kamu masih kecil?
aku selalu mendengarkan apapun yang kamu ceritakan tentang mainanmu

Ketika saatnya tiba...
dan aku hanya bisa terbaring, sakit dan sakit
aku harap kamu memiliki kesabaran untuk merawatku
MAAF.......
kalau aku sengaja mengompol atau membuat berantakan
aku harap kamu memiliki kesabaran untuk merawatku,
selama beberapa saat terakhir dalam hidupku
aku mungkin tidak akan bertahan lebih lama

Ketika waktu kematianku datang
aku harap kamu memegang tanganku
dan memberikanku kekuatan untuk menghadapi kematian
dan jangan khawatir, ketika aku bertemu dengan Sang Pencipta
aku akan berbisik pada-Nya
untuk selalu memberikan berkah padamu
karena kamu mencintai, ibu dan ayahmu...

Terima kasih atas segala perhatianmu, nak...
kami mencintaimu dengan kasih yang berlimpah.

Meminta maaflah padanya, sebelum kita menyesal di ujung waktu kita tak isa lagi melihat senyum darinya :')

Follow twitter saya DISINI

Sabtu, 26 Oktober 2013

Cerpen pertama :))



“Akan Ada Cinta yang Lainnya”

         Aku ingin merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta. Ya… setidaknya pernah mencintai dan dicintai oleh seseorang. Katanya cinta itu manis, indah dan menebarkan pesona-pesona kebahagiaan. Konon pula cinta itu menyengsarakan. Bunuh diri akibat cinta adalah salah satu contohnya.
      Tapi, kenyataannya cinta itu tidak pernah dating dan menyapaku. Entah itu cinta manis atau pahit sekalipun.
***
      Pagi itu, kuusap lagi, kubuka lagi, mataku yang telah terpejam semalaman menjelajahi dunia mimpi. Kuhirup lagi udara segar dengan embun-embun pagi yang berserakan di rerumputan hijau yang ada diluar jendela, disekitar kamar galauku, terlihat bermacam burung yang terbang dari ranting pohon yang satu ke ranting pohon yang lain, sambil berkicau mereka mencari makan.
      “Dika... bangunlah, sudah ja 6 pagi, kamu harus mengantar Ibu kepasar” seperti itulah kira-kira yg diucapkan Ibuku.
      “Iya Bu, aku mandi dulu” sahutku sambil mencoba bangkit dari kasurku.
      Kuberanikan diriku, kupaksakan langkah kakiku menuju kamar mandi, kuayunkan tanganku untuk mencibuk air bak dan menyiramkannya ke tubuhku yang telah lebih dulu kedinginan.
***
      Setibanya dipasar, aku memarkir sepeda motorku. Sementara itu, Ibu perlahan-lahan menyayunkan kakinya memasuki gerombolan orang-orang hingga aku tak bisa lagi melihatnya karena tertutup oleh keramaian. Aku hanya duduk diatas sepeda motor petualangku sambil memaikan game di gadgetku. “Hey kamu yang pakai baju merah disitu,tolong kemari!!” ucap seorang wanita yang memancingku untuk menoleh kearah suara tersebut.
      “Aku?” jawabku dengan nada dan tampang yang terbego-bego.
      “Iya kamu, bisa kesini sebentar?”
      “Baiklah, tunggu...” sambil mematikan gadget aku mendekatinya.
      Dengan semangat aku mendekatinya karena dia berparas cantik, kulitnya putih, matanya berwarna keabu-abuan, rambutnya panjang lurus alami tanpa rebonding. “Bisa kamu bantu aku untuk mengeluarkan motorku?” katanya sambil menunjuk kearah sepeda motor yang letaknya berada ditengah-tengah sepeda motor lainnya.
      Sebagai seorang laki-laki sejati yang tidak suka sesama laki-laki tapi menyukai lawan jenis dari laki-laki, kusingkirkan satu persatu motor yang menghalangi motornya sampai membentuk suatu jalan agar motornya bisa keluar dari lahan parkir yang paling menyebalkan diantara lahan-lahan parkir menyebalkan lainnya.
      “Makasih yaa...” katanya kepadaku dengan wajah unyu-unyu alay seperti cewek-cewek sebangsanya.
      “Iya, sama-sama” sambil tersenyum goblok aku menatapnya yang kian menjauh dari tempatku berdiri daaaaaannnn......... “WOY!!” terdengar kencang suara menyerupai seorang perempuan, mungkin Ibu-ibu yang sudah mempunyai anak dan mungkin anaknya itu bego, dan begonya lagi dia itu adalah Ibuku sendiri.
      “Ngapain kamu senyum-senyum sendiri? Naksir sama tukang parkir? Jadi selama ini kamu homo?” kata Ibuku.
      “Alah Ibu, mana mungkin anakmu naksir sama tukang parkir, mana mungkin juga aku homo, alah bodoamat banget dah, mending kita pulang” sahutku sambil mengalhkan pembicaraan.
      “Yaudah, nih pegang belanjaannya...”
***
      Aku terdiam dalam lamunanku, lamunanku yang membuatku terdiam, terdiam karena lamunanku. Mengapa aku melamun? Melamunkan siapa diriku? Aku tidak tahu, aku tidak sempat menanyakan namanya saat ditempat parkir tadi. Jujur, tidak ada sedikitpun  terlintas dibendakku untuk menanyakan namanya, nomer handphone nya, nama akun facebooknya, akun friendsternya, akun twitternya, atau sejenisnya. Aku tidak tahu, aku hanya terdiam dengan rasa sesal. Aku juga tidak tahu mengapa aku terus saja memikirkannya. Apakah cinta yang membuatku begini? Apakah sekarang cinta telah menghampiriku? Apakah ini cinta manis? Ataukah cinta pahit? Ah sudahlah...
***
      Hampir dua pekan berlalu. Malam ini malam minggu, rembulan tersenyum, menyapa dengan lembutnya, naun belum bisa menerangi hatiku yang kini sedang kalut. Rasa penyesalan atas kejadian dua inggu yang lalu masih membekas dihatiku. Kutelusuri lika-liku jalan kota ini, sambil menikmati indahnya cahaya bulan dan kerlap-kerlip bintang yang menyempurnakan keindahannya. Tanpa sengaja aku melihat sebuah kafe yang lumayan ramai oleh kalangan ABG sepertiku. Kuhentikan motor kampretku, kuletakkan disamping motor matic berwarna putih yang telah terparkir lebih dulu. Kuperhatikan sejenak motor itu, “Entah ini perasaanku saja, atau ini memang kenyataannya, kayanya aku pernah melihat motor persis seperti ini sebelumnya, tapi dimana...”  Ucapku dalam hati.
      Lupakan tentang motor itu. Aku melangkah menuju pintu masuk kafe tersebut, menuju meja kosong yang kebetulan ada disebelah kananku. Belum sampai aku menuju ke meja itu, terdengar suara “Hey!!” yang tidak tahu dari siapa dan ditujukan untuk siapa. Aku berbalik badan melihat kebelakang, ingin mengetahui apakah dia memanggilku. Aku melihatnya, seorang wanita yang melambaikan tangan kearahku.
      Aku pernah melihat wanita ini sebelumnya, siapa dia? Ya.. benar, dia adalah wanita yang dua minggu lalu bertemu denganku di tempat parkir dan memaksaku untuk menjadi tukang parkir dadakan.
      “Duduk disini saja” katanya sambil tersenyum kearahku.
      Aku duduk berhadapan dengannya, berbelakangan dengan kasir. “Oh iya... nam......” bicaraku terpotong oleh pelayan kafe yang menawarkan pesanan untukku.
      “Mau pesan apa mas?” ucapnya.
      “Emmm... vanilla latte, ada?”
      “Ada, tunggu sebentar ya mas” kata si pelayan sambil menuju ke belakang mengambilkan pesananku.
      Kembali aku mau menanyakan nama wanita yang saat ini berhadapan denganku. Belum selesai aku mengucapkannya, pelayan kampret itu datang memotong perkataannku denganj membawa vanilla latte pesananku.
      Kuminum dengan perlahan kopi yang tadi aku pesan. Aku ingin menanyakan nama wanita ini yang dari tadi hanya tersenyum manis melihat mukaku yang kesal dengan pelayan itu. Namun, handphone nya berbunyi sebelum aku menanyakan namanya, dia mengangkatnya dan pergi begitu saja tanpa meninggalkan sepatah kata untukku. Dia menuju keluar, ada laki-laki yang menunggunya disana, dia menghampirinya. Mungkin itu adalah laki-laki yang tadi menelponnya. Apakah itu pacarnya? Aku terlalu bodoh untuk cinta dengan orang yang sudah punya pacar. Dan bodohnya lagi, pesanan wanita itu belum dibayar. Aaaahhhh, bodoh banget.
      Sekitar 15 menit aku menikmati kopi hangatku. Aku tidak tahu harus kemana lagi, ketika aku berdiri dari kursiku, aku melihat secarik kertas bertuliskan angka-angka yang ditindih piring bekas kentang goreng, mungkin nomer handphone. Aku mengambilnya.
      “Tok..tok..tok..” ku ketuk pintu rumahku, aku memasuki setelah Ibuku membukakannya. Termenung diriku dalam sepinya malam minggu yang membosankan ini. Otakku kembali terpikir pada wanita itu. Hanya dia, dia, dia dan dia yang ada di pikiranku kini. Sampai-sampai aku tertidur dengan sendirinya dalam lamunanku.
***
      Pagi yang cerah, diselimuti oleh kabut yang mulai menipis, matahari menyambut dinginnya pagi ini yang mengingatkanku kembali tentang seorang wanita yang kutemui tadi malam. Rasa penasaran pun muncul. Penasaran dengan namanya, penasaran dengan nomer handphone yang tertulis di secarik kertas yang bertindih di bawah piring kentang goreng.
      Kutekan satu persatu nomer handphone yang ada dikertas itu, aku mencoba menghubunginya.
      Terhubung. “Halo...” kataku.
      “Iya, halo. Siapa ya? Apa kamu yang di kafe tadi malam?”
      Rupanya memang benar bahwa ini adalah nomer handphone nya, tapi kok bisa dia meninggalkannya untukku, sedangkan dia sudah mempunya pacar.
      “Hey, kok diam?” tanyanya.
      “Eh, iya itu aku. Namaku Dika, siapa namamu?” sahutku sedikit terkejut.
      “Oh Dika yaaa... Namaku Adel, salam kenal ya”
      “Iya, malam ini kosong nggak?” tanyaku.
      “Iya nih, emang kenapa?” Adel balik bertanya.
      “Nggak kok, mau ngajak jalan doing nih. Gimana? Mau nggak?”
      “Emm... gimana yaaa... okedeh”
      YES!! Ucapku dalam hati karena saking senangnya bisa jalan sama dia. “Baiklah, nanti malam jam 8 aku kesana”
***
      Sekitar pukul 7.45 malam, aku berangkat menuju kafe yang sudah aku dan Adel janjikan. Aku bersama temanku, namanya Rian. “Hey Dika!!” seketika langkahku terhenti, aku dan Rian menengok ke samping dan ternyata itu Adel. “Eh, Rian? Kok disini juga?” sambung Adel dengan sedikit kebingungan. Rupanya mereka sudah saling kenal?
      “Dika!! Jadi ini wanita yang kamu ceritakan? Ini Adel, dia pacar gue, bangsat banget lu” Rian membentakku daaaaannn.............
***
      Dimana aku? Kulihat disekitar, disekelilingku banyak terdapat poster-poster tim bola kesukaanku dengan cat tembok berwarna merah. Ya.. ini kamarku. “Apakah aku bermimpi? Syukurlah” kataku dalam hati sambil mengusap air keringat yang ada disekitar wajahku.
      AW!! Terasa sakit saat kupegang pipiku yang sedikit memar setelah kulihat di cermin. Ternyata ini bukan mimpi. Setega inikah aku? Yang hamper saja berkencan dengan pacar temanku sendiri?
      Selang beberapa menit, Rian dan Adel masuk ke kamarku. Aku terkejut. Untuk apa mereka berduua kesini? Untuk apa Rian kesini? Apakah dia belum puas memukuliku?
      “Dika, gue mau minta maaf atas kejadian tadi malam. Gue emosi dan gue harap lo ngerti. Adel pacar gue, sedangkan gue sahabat lo. Lo nggak mungkin kan nikung pacar sahabat lo sendiri?” kata Rian.
      “Iya, gue juga minta maaf, kalo gue tau Adel itu pacar lo, gue juga nggak bakalan ngedeketin dia, maaf.” Jawabku sambil mengulurkan tangan dan bersalaman dengannya.
***
      Dua bulan kemudian. Aku sudah mulai bisa melupakan Adel, luka memar akibat pukulan Rian juga sudah menghilang. Hebatnya lagi, aku sekarang sudah punya pacar. Namanya Dwita. Aku dan Dwita menjalin hubungan dengan baik, begitu juga dengan Rian dan Adel. Dari kejadian ini, intinya cinta itu memang ada, cinta pasti akan datang pada manusia, pasti. Hanya waktunya saja yang kadang membuat cinta datang terlambat.

Real writed by: Fathurrahman
FOLLOW TWITTER SAYA DISINI!!

Rabu, 16 Oktober 2013

Mah, Pah, Maafkan aku. :')

Selamat siang dunia yg tak biasanya kelam. Aku sering bertanya-tanya mengapa aku bisa berada disini, di dunia. Terkadang aku juga memikirkan bagaimana Tuhan bisa menciptakanku, memberikanku kesempatan untuk berada di wilayah-Nya, memberiku kesempatan untuk merasakan indahnya kasih Orang Tua yg saat ini tidak lagi kudapatkan, untuk merasakan cinta yg sering dirasakan oleh orang-orang normal lainnya.
                Banyak hal yg bisa kurasakan, banyak pengalaman yg bisa kudapatkan, dan banyak juga kenangan indah yg bisa ku kenang. Namun kenangan hanyalah kenangan, aku hanya bisa mengenangnya, karena memang kenangan itu fungsinya hanyalah untuk dikenang. Aku ingin seperti dulu, seperti masa kanak-kanak, kadang aku suka menangis melihat seorang anak kecil yg dengan riangnya bisa bermain dengan teman-temannya. Bukan dengan keadaan yg seperti ini. Tidak ada lagi hal-hal indah yg kudapatkan seperti saat aku masih bisa merasakannya dulu, saat aku dipeluk, disuapi, digendong dan dinyanyikan lagu nina bobo oleh kedua orang tuaku, oleh Mama dan Papa. Sekarang, hanya ada rokok yg perlahan-lahan kuhisap, batang demi batang, hingga akhirnya kamarku dipenuhi dengan asap tebal berbau tembakau dan sisa puntung rokok yg berhamburan keluar dari wadahnya.
                Ma, Pa, maafkan aku, aku sadar aku terlalu sering menyusahkan kalian, terlalu sering membuat kalian marah, terlalu sering membangkang perintah kalian, dan banyak lagi perbuatanku yg telah menggores dihati kalian. Namun, aku hanya membutuhkan kasih sayang. Sama halnya seperti aku masih belum bisa berjalan, masih belum bisa makan dengan sendirinya. Aku butuh kasih, aku butuh cinta, aku butuh perhatian, bukan caci maki dari kalian.
                Aku sayang kalian, aku harap aku bisa membahagiakan kalian berdua kelak.


Writed by:
Fathurrahman
Follow us:

@fathurofficial

Rabu, 17 Juli 2013

Pengguna Twitter Harus Baca

Cara Menjadi Selebtweet

selebtweet
Sekarang modal jempol dan 140 karakter, bisa ngehasilin uang, diendorse barang-barang keren, dapet undangan acara kece atau bahkan jalan-jalan gratis. Enak banget kan? Iyalah..buat para selebtweet alias orang-orang yang terkenal di twitter, follower ribuan bisa membuat mereka terkenal dan dapet akses sekelas selebritis beneran. Ngiri? Pengen jadi selebtweet? Nih ikutin saran MBDC cara-cara jadi selebtweet!

1. Selalu Update Berita Terbaru

Orang sekarang bukannya buka koran buat cari berita, tapi justru lebih cepat dapat info di twitter. Jadi nggak heran kalau kamu selalu update berita duluan, orang pasti banyak yang follow kamu. Tapi, kalau kamu pengen dulu-duluan banget update berita jangan kasih hoax juga sih.

2. Berani Bikin Kontroversi

Nggak di jalan, nggak di twitter orang Indonesia masih suka lihat orang berantem. Banyak juga selebtweet yang lahir gara-gara pernah twit-war alias perang twitter sama orang yang juga followersnya banyak. Nah, bisa nih kamu memulai karier dengan cara ini. Tapi harus siap yah kalau justru kalah dan dimusuhi orang setimeline.

3. Punya Tema dalam Tweet-Tweetnya

Selebtweet itu biasanya konsisten sama isi tweetnya. Mereka bakal ngetweet sesuai keahliannya. Misalnya dia hobi traveling, bisa kasih tips-tips tentang liburan atau dia ahli nujum bisa kasih tahu penglihatannya di twitter. Jadi, kamu bisa menunjukkan identitas dan branding kamu lewat twitter secara konsisten sebelum jadi selebtweet!

4. Sering Mention Seleb yang Sebenarnya

Cara yang satu ini juga manjur buat naikin kasta diri sendiri jadi selebtweet. Kamu bisa mention seleb (beneran) di twitter, bisa puji karyanya, atau RT tweetnya dengan tambahan komentar yang kritis. Kalau beruntung mereka akan RT dan (siapa tahu) followers mereka akan follow kamu.

5. Galau Selalu

Salah satu senjata selebtweet adalah kata-kata bijak. Followersnya biasanya jadi merasa termotivasi. Tapi ada juga yang sebel sama selebtweet macam gini. Jadi mending kamu tunjukin aja sikap-sikap galau yang sebenarnya kamu rasain. Makin galau biasanya makin banyak yang simpati atau merasa senasib. Paling sial sih kamu diketawain, dianggap menyedihkan. Tapi gak apa-apa deh, yang penting terkenal.
Nah demikianlah. Ada yang mau nambahin? Atau ada selebtweet beneran yang mau berbagi ilmu Cara Menjadi Selebtweet? Silakan tambahin di comments!

Sabtu, 06 Juli 2013

nothing

I never like all clubs, in another to the Arsenal. #FathurQuotes
Follow me on twitter @FathurOfficial
Arsenal till I die